Rabu, 05 Desember 2012

Advent 2012: Hari #03

Kunjungan Yang Lama Dinantikan


68 "Terpujilah Tuhan, Allah Israel, sebab Ia melawat umat-Nya dan membawa kelepasan baginya, 
69 Ia menumbuhkan sebuah tanduk keselamatan bagi kita di dalam keturunan Daud, hamba-Nya itu, 
70 --seperti yang telah difirmankan-Nya sejak purbakala oleh mulut nabi-nabi-Nya yang kudus--
71 untuk melepaskan kita dari musuh-musuh kita dan dari tangan semua orang yang membenci kita..."

 - Lukas 1: 68-71



Menunggu....siapa yang senang melakukannya? Saat manusia menduakan proses dan lebih menomorsatukan hasil, terciptalah "Generasi Instan", generasi yang menafikan proses dan lebih berorientasi pada hasil akhir.


Tetapi lambat laun, suka tidak suka, kita semua akan menunggu untuk sesuatu. Karena "untuk segala sesuatu ada masanya". Orang tua yang menunggu 9 bulan
untuk kelahiran buah hatinya. Pelajar yang menunggu hasil ujian. Orang lanjut usia yang menunggu panggilan untuk bersekutu dengan-Nya di keabadian. Kita semua menunggu, tanpa terkecuali.


Zakaria, penulis kidung pujian di atas, juga menunggu. Menunggu dan terus menunggu, mungkin sampai ia merasa sudah tidak ada gunanya lagi penantian itu. Dan Tuhan menjawabnya dan memberikan apa yang diinginkannya.


Tapi, apapun hasil akhirnya, Tuhan menghargai penantian kita. Mungkin penantian kita berbuah seperti apa yang kita inginkan, mungkin juga sebaliknya. Seiring waktu, iman akan membuat kita mengerti bahwa penantian kita tidak akan sia-sia, dan Dia akan melawat kita dengan keagungan-Nya. Musa menantikan hari dimana ia dapat membawa bangsanya sampai ke tanah terjanji, dan dia tidak mendapatkan apa yang diinginkannya. Di mata Tuhan, dia tetaplah seorang yang penuh dengan kebesaran, abdi Allah yang setia.


Menunggu tidak pernah mudah. Walaupun demikian, tetaplah menanti.

(disadur secara bebas dari renungan Advent - @desiringgod/@johnpiper)

Label: ,

0 Komentar:

Posting Komentar

Berlangganan Posting Komentar [Atom]

<< Beranda